Thursday, December 4, 2014

Teka-teki Tuhan

Ujian datang bertubi-tubi dalam empat bulan.
Tuhan, rencana apa yang sudah kau siapkan ? Berharap pada akhir yang membahagiakan, yang akan mengeringkan tetes demi tetes air mata atas segala kerapuhan.

Selalu ada pelangi dibalik setiap hujan dan badai, kan?

Tuesday, December 2, 2014

Berjuang Sendirian

"Seseorang kalau sudah sangat menyayangi orang lain, walaupun disakiti dan diinjak-injak seperti apapun, masih tetap sayang, masih tetap berlaku baik sama orang yg disayanginya itu."

Thursday, November 20, 2014

Bila Aku Menikah Nanti

(Disadur dari kurniawangunadi.tumblr.com)
(Sebuah tulisan yg menginspirasi dan membuat saya terharu, ingin saya simpan dan mungkin ada orang lain yang terinspirasi juga, alhamdulillah. Walaupun ada sedikit bagian pemikiran Mas Gunadi yang tidak cocok dengan yang saya inginkan (tentang menikah di rumah, tidak setuju karena rumah saya di perumahan dan sempit) over all, saya setuju dengan konsep secara garis besarnya. Inilah pernikahan impian, khusyu', islami, romantis, dan mendidik.)

Undangan bahagia yang sampai ke tanganmu mungkin akan berwarna coklat dan kawan kawannya. Atau mungkin juga ada nuansa hijau yang sejuk pertanda sebuah kedamaian yang diharapkan selalu melingkupi. Tak kan kau temukan foto kami di sana. Yang ada hanya tulisan permohonan doa agar rumah tangga kami nantinya selalu mendapat berkah-Nya.
Kami ingin pestanya sederhana saja. Hanya seperti syukuran yang dilakukan di rumah. Ya, di rumah, bukan di gedung apalagi hotel. Pesta kebun? Boleh juga, asal biayanya tak menguras kantong atau ada yang bersedia meminjami halaman?
Makanan dan minuman tak perlu yang mahal. Kuncinya semua orang suka. Kalau enak tak mesti mahal bukan? Yang penting sesuai kebutuhan dan semua tamu bisa menikmati. Nanti kami juga akan sediakan banyak kursi, jadi yang datang agak siang tak perlu resah akan makan dengan berdiri.
Soal waktu, kami usahakan mencari yang pagi. Saat dhuhur insyaallah udah selesai. Jadi tak perlu ada yang sholat terlambat karena alasan sedang punya hajat.
Semua kerabat dan kawan diundang. Agar dapat merasakan kebahagiaan yang sedang kami rasakan.
Tak perlu bingung mencari kado atau resah karena uang harus berpindah dari dompet ke kotak sumbangan. Berikan saja buku yang bermanfaat. Tak cepat menguap seperti uang yang lekas berpindah tangan.
Ketika kau memberi buku, kami akan menukar dengan pembatasnya. Jadi besok saat kau mulai membaca lagi, tak perlu ada halaman yang terlipat. Karena ada pembatas buku oleh-oleh pesta pernikahan kami. Tak mengenal kadaluarsa dan insyaallah selalu berguna.
Akan ada tempat sampah di sudut-sudut meja bawah. Mudahkan kerja mereka, para karyawan yang harus membawa piring dan gelas kotor serta memunguti sampah sampah dari para tamu yang makan kekenyangan.
Telinga kita akan dihibur oleh indahnya lantunan suara dari nasyid pilihan. Bukan suara manja penyanyi yang berdendang sambil mengumbar aurat sana sini.
Mereka yang membantu terselenggaranya acara ini tak perlu berdandan menor, tersiksa dengan rambut dihairspray dan berkonde serta berbusana yang menyembulkan lemak dimana mana. Karena semuanya kami beri busana yang sama. Busana cantik yang sopan lengkap dengan kerudungnya.
Bagi tamu yang datang dengan perut kosong, tolong ambil makanan sedikit dulu. Karena terkadang makanan yang tersaji tak seenak yang terlihat. Kalau kurang nanti boleh tambah lagi. Sayang kan kalau makanan yang sudah terlanjur ada dipiring, tak semua mampu dihabiskan. Karena setan akan senang. Ingat juga masih ada saudara saudara kita yang lain yang kurang beruntung untuk bisa mengganjal perutnya.
Bagi yang sudah kenyang jangan langsung pulang. Foto dulu ya sama pengantinya. Supaya selalu dikenang sepanjang masa.

Keikhlasan dan Teka-teki Waktu

(Disadur dari ceritachacha.wordpress.com)
Rasanya seperti ingin menjelaskan tentangku pada diriku sendiri.
Batas kemampuan dan tentang teka teki waktu.
Tubuh bahkan hati yang mulai lelah dan lantas mengalah.
Jika jawabannya hanya keikhlasan, aku mungkin ada di baris depan.
Tentang teka teki waktu yang mamatut dirinya sendiri di hadapan sebongkah rindu.
Jika jawabannya keikhlasan, maka segala pertanyaan akan kita seharusnya telah menemukan jalan.
Bahwa yang hatinya dibesarkan keikhlasan,
doanya mungkin selalu memiliki jawaban.
Ini hanya tentang teka teki waktu,
dan seberapa tega Tuhan membuatmu menunggu.
Aku?
Sudah lebih dulu larut dalam lantunan nafasmu.
Bersatu, lalu berdiam dalam gema kepalamu.

Roda Bahagia

Masing-masing orang punya giliran bahagia. Dulu saya berbahagia. Sekarang sahabat-sahabat saya yang berbahagia.

Walaupun ada sedikit rasa cemburu akan kebahagiaan mereka, namun saya berpikir, kecemburuan inilah yang mereka rasakan dulu sewaktu melihat saya berbahagia. Bila dulu saya menjadi tokohnya, sekarang giliran saya duduk tenang di bangku penonton. Saya berdoa agar kebahagiaan mereka tidak lekas lenyap seperti kebahagiaan saya.

"Jangan pernah menebak masa depan" begitu kata Ayah.

Di tahun ini, segalanya sungguh tak tertebak. Penuh teka-teki. Lalu, akan ada kejutan apa lagi ? Masih ada 1,5 bulan lagi sebelum ditutupnya lembaran tahun ini.
Kita lihat saja nanti.

Jadi ingat motto saya setiap tahun, yang selalu dibuat sebelum tahun baru datang.

2011, New Life, New Love.
2012, Stay Alive, Stay In Love
2013, Awesome Life, Awesome Quality of Love.
2014, Commited Life, Commited Love.
2015, (?)

Dalam Diam Dengan Doa

Lima kali sehari, bahkan lebih, aku menyebut namamu dalam doaku.
Lima kali sehari, bahkan lebih, aku meminta-Nya untuk menjagamu.
Lima kali sehari, bahkan lebih, aku meminta-Nya untuk menyampaikan rinduku ini padamu.
Lima kali sehari, bahkan lebih, aku meminta-Nya untuk mengendalikan hatiku.
Hati yang nakal, yang lancang, yang tak bisa diatur.
Hati yang tetap berlaku baik walaupun otak memerintahkan untuk membenci.


Rindu yang dipanjatkan dalam doa, mungkin akan disampaikan oleh-Nya dengan cara yang istimewa. Pun bila ia merasakan hal yang sama, mungkin Allah akan menyampaikan padaku dengan cara yang tak terduga.

Menyayangi dalam diam, merindukan dalam doa.
Allah perantaranya.
Sajadah basah saksinya.

Allah menyatukan, Allah memisahkan.

Friday, November 14, 2014

Bandara, Tempat Sejuta Rasa

Hadirnya mini drama sekuel film ada Apa Dengan Cinta (AADC) yang super romantis itu telah mengingatkan saya pada sesuatu.

Bahwa BANDARA begitu berkesan. Ia  menjadi tempat paling membahagiakan, juga tempat paling menyedihkan.

Bandara, tempat saya berangkat membawa misi untuk menorehkan prestasi bergengsi di tingkat nasional.

Bandara, tempat saya belajar bertanggungjawab dan mandiri, serta menghargai waktu satu menit pun.

Bandara, tempat saya mengerti arti kata persahabatan.

Bandara, tempat saya pernah menghabiskan waktu bersama orang-orang yang dulu hanya bisa saya impikan.

Bandara, tempat saya pernah merajut kenangan penuh cinta.

Bandara, tempat saya pernah berada di titik tersedih dan sedang berusaha bangkit dari keterpurukan sendirian.

Bandara, tempat saya memeluk orang-orang yang saya sayangi, Ayah, Mama, dengan sangat erat.

Kesimpulannya adalah :

Bandara, tempat pertemuan-pertemuan singkat yang terlalu banyak meninggalkan rekam jejak. Tempat genggaman-genggaman tangan yang mampir sebentar lalu lepas lagi berjarak.

Berharap bandara masih menggoreskan cerita baru, lembaran kenangan baru, harapan baru, dan semangat baru. Semoga dan selalu.

Cinta Tanpa Ekspektasi

"Cintanya tidak padam, tapi bermutasi, memberi makna baru, menjadi cinta tanpa ekspektasi."

Saya sadar bahwa setiap tamu yang singgah dalam teras hati saya membawa tujuan dan pelajaran masing-masing untuk dimasukkan dalam cerita hidup saya. Mereka masih TAMU, belum menjadi PENGHUNI dan teman bersama dalam rumah hati ini. Pernahkah kau menarik-narik tamu yang pergi dari rumahmu, menahannya dan memaksanya agar jangan pergi ? Tentu tidak pernah. Karena bukan begitu ETIKA MENYAMBUT TAMU yang baik. Bila ia datang, kita sambut dengan sukacita. Namun bila ia pergi, kita boleh sedih, boleh menangis dalam hati, tapi sangat tidak etis bila kita memaksa menahannya untuk tetap berada di teras hati kita. Kita harus tetap membiarkannya pergi. Nanti, bila ia memang membutuhkan kita lagi, atau Tuhan memang menakdirkan kami untuk bertemu lagi, ia akan menghampiri rumah hati kita lagi, datang di teras hati kita lagi.

Fase ini sangat mendewasakan saya, bagaimana rasanya berada di TITIK NOL, titik terendah, titik paling sedih dan menyakitkan dalam hidup, dan bagaimana BANGKIT melangkah kembali dan melanjutkan hidup dalam waktu yang tak bertoleransi untuk berhenti sedikitpun.

Pertama, saya berpikir bahwa saya harus MELUPAKAN. Tetapi, semua peristiwa yang sudah terekam dalam otak tidak mudah terlupakan begitu saja. Ini bagian dari cerita hidup saya, yang tidak bisa di-delete atau di-undo dengan cara apapun. Kemudian saya berpikir bahwa saya harus mengalihkan fokus saya dari tamu lama dan fokus MENCARI TAMU BARU. Tetapi, fokus ini tidak mudah teralihkan begitu saja. Betapapun kau ingin menyamakan kedua tamumu, kedua orang itu tetaplah berbeda. Bukan dia, ya, dia sang tamu baru tetaplah BUKAN DUPLIKASI dari tamu lamamu.

Kedua, saya harus MENERIMA KENYATAAN, menghargai apa saja yang telah menjadi keputusannya untuk pergi. Awalnya masih ketakutan dan penuh ekspektasi, ekspektasi berharap dia akan kembali lagi, tapi kemudian saya berpikir, tanpa dia, hidup saya pun masih punya arti.

EKSPEKTASI bahwa dia akan selalu ada untuk saya, ekspektasi bahwa kami akan terus bersama hingga Tuhan mengikat janji kami, serta rasa SANGAT PEDULI yang saya berikan ke dia, membuat perasaan saya menerapkan HARAPAN sangat tinggi. Kemudian, kepergiannya tentu diluar ekspektasi saya, diluar dugaan saya, diluar dugaan saya. Inilah yang membuat terciptanya lubang SAKIT HATI.

Kemudian saya sadar, bahwa musuh saya selama ini hanya PIKIRAN saya sendiri. Sehingga, bukan orang lain yang harus saya perbaiki, bukan keadaan yang harus saya ubah, tapi diri saya sendiri yang harus saya atur. Saya harus FOKUS PADA DIRI SENDIRI.

Saya harus mengalihkan fokus, fokus yang tadinya tertuju pada orang lain, sekarang harus saya tujukan pada diri sendiri. Pengalihan fokus ini tentu tidak mudah, saya harus mencari AKTIFITAS, harus mencari pergerakan (MOVEMENT).  Pergerakan terbukti jitu untuk mengalihkan fokus. Akan selalu ada pergerakan bagi manusia yang hidup, bila tidak ada pergerakan, maka manusia itu boleh dikatakan mati, dan terperangkap pada pikirannya sendiri. Saya bersyukur pada Tuhan bahwa saat yang sama saya diberi amanah memimpin sebuah program kerja yang besar, program kerja yang sangat menguras tenaga dan pikiran. Pun ada banyak sahabat yang mengajak saya untuk mencari hiburan, agar saya bergerak, agar saya tidak merenung dan terperangkap dalam kesedihan itu lagi.

Lalu mulailah saya BERGERAK, yang lama kelamaan menjadi TERBIASA. Benar kata pepatah, dibalik seorang yang sangat sibuk, ada sesuatu yang berusaha untuk dilupakan. Perlahan demi perlahan, mulai bisa MELEPASKAN, mulai bisa lebih TULUS merelakan. Hal ini menimbulkan sebuah hal baru yang saya rasakan, yaitu MENGIKHLASKAN.

Ketika kita sudah ikhlas, maka kita tidak berharap lebih. Kita tidak berharap pamrih. Saya tidak berharap apa-apa lagi, biarkan semua mengalir apa adanya. Move on mengajarkan kita bahwa cinta yang tulus bukanlah CINTA YANG PENUH EKSPEKTASI, namun CINTA TANPA EKSPEKTASI.

Dan kalau cinta yang tulus adalah CINTA TANPA EKSPEKTASI, maka siapapun yang datang dan pergi dari teras hati saya, siapapun yang bersama saya dan meninggalkan saya, saya tidak akan sakit hati.

Namun, saya juga harus jeli membedakan mana tamu yang cintanya tulus dan mana yang hanya modus. Kalau cintanya tulus, saya akan mencintainya tanpa ekspektasi. Kata orang, cinta tanpa ekspektasi adalah tingkatan cinta paling tinggi, karena itu adalah salah satu bentuk KEPASRAHAN TOTAL. Bukan pasrah untuk mau dipermainkan, namun tidak sakit hati bila sang tamu mau pergi meninggalkan kita, tidak sakit hati bila ia sedang bertamu di rumah hati lain, bahkan  menerima bila ia menjadi penghuni rumah hati lain. Artinya, dia memang diciptakan bukan untuk kita.

Semua hal ini mengajarkan saya untuk selalu melakukan yang TERBAIK, selalu melakukan hal setulus mungkin. Bila hubungan ini gagal, ini bukan salah saya, bukan pula salah dia. Namun ini adalah bagian dari RENCANA TUHAN agar kita PAHAM CINTA dan bersiap untuk menerima JODOH YANG SESUNGGUHNYA.

Pun ketika tamu lama kembali lagi, saya tetap menyambutnya. Mencintai tanpa ekspektasi telah membuat saya jauh lebih TENANG, lebih LEGA, dan lebih LOGIS menghadapi semuanya. Tidak lagi menatap dengan perasaan yang terlalu menggebu-gebu, tidak lagi berbahagia dengan BERLEBIHAN, tidak pula marah bila dia pergi. Bahkan semua terasa lebih NYAMAN dengan keadaan seperti ini. Kami bebas bercanda, bebas membully, bebas berkata-kata tanpa rasa jaim dan tanpa takut ada yang tersakiti. Saya lebih bebas menjadi diri saya sendiri, tanpa perlu saya tutup-tutupi lagi, tanpa perlu berpikir "Nanti dia ilfeel nggak ya?"

Bahkan ketika sang tamu menceritakan rumah barunya yang sedang dia singgahi, saya tidak marah, tidak cemburu berlebihan, tidak pula berbahagia di atas kesedihannya. Saya berharap dia bisa tersenyum, berharap dia akan bercerita bahwa dia nyaman di rumah barunya, berharap bahwa dia berbahagia dengan pilihannya. Jauh di dalam hati saya, saya tidak ingin dia disakiti, tidak ingin dia sedih, tidak ingin dia terbebani oleh tuntutan yang susah dia capai.

Saya tidak memusuhinya walaupun dia pernah membuat saya terjatuh. Karena walau bagaimanapun, dia orang yang pernah singgah di rumah hati saya. Walau bagaimanapun, dia orang yang sangat saya pahami perangai baik dan buruknya. Walau bagaimanapun, dia orang yang pernah saya sayangi sepenuh hati. Walau bagaimanapun, bahunya pernah menjadi tempat ternyaman bagi saya. Walau bagaimanapun, pengalaman dan peristiwa tentang kami TELAH MENDEWASAKAN hati, sikap dan pemikiran saya hingga tahap ini.

Mencintai tanpa ekspektasi membuat saya lebih fokus memperbaiki KUALITAS DIRI, fokus MENJADI YANG TERBAIK untuk siapapun yang akan menjadi teman penghuni rumah hati saya nanti.

Terus melangkah maju, sesekali menoleh ke belakang pun tak mengapa, lalu tersenyumlah. Sadarilah bahwa ia selalu INDAH pada waktunya. Ia INDAH sesuai masanya.

Sahabat saya berkata, "Berharaplah HANYA pada orang yang benar-benar mengharapkan kamu."

Tuesday, August 26, 2014

Kotak Pesan Liburan - 2

Dalam dinginnya malam di malang, aku berharap siang segera datang, menunggu waktu kapan kau pulang.

Semoga hari lekas berganti, dan mulai kurajut mimpi demi mimpi bersamamu hingga tangan ini dapat memeluk lenganmu lagi.

Selamat malam rabu, aku menanti kepulanganmu, lelaki yang sedang mendaki Mahameru.

Kotak Pesan Liburan - 1

Salah satu pelampiasan rindu, walaupun aku tahu, pesan ini tak mungkin sampai padamu, di waktu yg sama saat aku mengirimnya di senin malam yg kelabu.

Iya, kelabu, pandangannya samar, seperti aku yg sedang menunggu secuil kabar.

Semoga kamu baik-baik saja disana, tertawa bahagia menikmati liburanmu selagi bisa,
pun aku disini berharap bisa menemanimu, seandainya tidak bermasalah dengan paru-paru.

Kalau ada sinyal mohon balas pesanku. Semoga segera bisa bertemu, pipiku mulai merindukan tanganmu.

Wednesday, July 30, 2014

Biarkan Hati Mencari Rumahnya Sendiri

Bukan tentang menang atau kalah, tetapi tentang berjuang atau pasrah.

Dua puluh sembilan januari yang selalu menjadi saat yang dinanti, kini berganti. Bagai tak bernyawa lagi, rasa itu sudah mati. Bukan lagi tentang kami, hanya ada aku dan dia kini.

Semua sudah lenyap. Angin berhembus menghapus setiap rasa yang dulu pernah ada, bukan lupa akan ingatan peristiwanya. Jelas, tugas hati hanya bekerja atau mati, beda bila dibandingkan dengan tugas otak yang menyimpan jutaan memori untuk setiap kejadian yang dialami.

Lalu Tuhan mengabulkan doaku yang kupanjatkan dalam sepertiga malam yang sunyi. Membuat hati kembali bekerja lagi. Mengirimkan orang yang berbeda, namun membuatku merasakan jatuh cinta yang sama. Mengirimkan orang seperti yang aku minta, dengan segala sisi baik dan buruknya. Entah ini yang terbaik bagiku, atau Tuhan hanya mengujiku, aku tak tahu. Tugasku menikmati apa yang sudah Tuhan beri, menyayangi dengan pasti, berjuang sepenuh hati, dan berharap akhir yang indah bagi kami.

Kalau hanya untuk main-main, tinggalkan. Hanya yang punya komitmen masa depan yang patut diperjuangkan. Walaupun kadang gagal di tengah jalan. Yah, namanya juga kehidupan, tidak semua berakhir seperti apa yang kita inginkan. Sekarang dijalani saja pelan-pelan. Mantapkan hati dan pikiran.
Ingat, hubungan dewasa itu nggak instan. Ya, kan?

Saturday, May 31, 2014

Jangan Facial di Sana, Saya Kecewa

Sejak tiga tahun yang lalu pun saya sudah bergantung pada sebuah beauty center ternama yang mengandalkan bahan-bahan alamiahnya sebagai senjata khas produk-produknya, sebut saja Larissa.

Semenjak pindah (baca : kembali lagi) ke kota seberang bernama Surabaya yang khas dengan cuaca panasnya, saya merasa wajah dan kulit saya baik-baik saja, malah cenderung lebih bersih daripada sebelumnya. Ketika beraktivitas sehari-hari pun hanya memakai pelembab dan bedak tabur putih saja. Apalagi kuliah yang superpadat di kampus abu-abu membuat saya tak terlalu memusingkan urusan penampilan, apalagi saat itu mayoritas kawan-kawan saya adalah kaum adam. Setiap minggu masih bisa pulang ke kota asal yang hanya ditempuh dalam waktu 1-2 jam, masih bisa rutin facial dan merawat badan.

Setahun berselang, saya ditakdirkan untuk pindah lagi ke ibukota Indonesia yang cuacanya lebih sering mendung daripada Surabaya. Namun entah kenapa wajah saya malah semakin sering berjerawat dan susah hilangnya. Apalagi disini belum ada cabang Larissa. Semakin parahlah kondisi wajah saya.

Sewaktu saya pulang kampung ke kota asal, dokter Larissa saya menyarankan saya untuk tetap rutin facial setiap bulan, meskipun bukan di beauty center Larissa. Baik sekali lah beauty center ini, tidak memaksa pelanggannya untuk terikat dengan perawatan asli dari pihaknya, yang penting urusan wajah harus tetap terjaga.

Dan hari ini salah satu sahabat mengajak saya untuk facial di salah satu beauty center ternama. Sebelumnya saya sudah membaca di dunia maya tentang review pelanggan-pelanggannya, kata mereka bagus dan enak facialnya. Sahabat saya juga pernah mencobanya di cabang jogja dan dia puas dengan hasilnya. Dan saya memutuskan untuk ikut serta.

Sesampainya di sana, hanya kecewa yang saya rasa. Resepsionisnya tak ramah, tak ada katalog, tempatnya pun seperti seadanya. Resepsionisnya tidak memasarkan dan menjelaskan kepada kami apa saja fasilitas perawatan yang ditawarkan disana, dia langsung memutuskan untuk memberi kami facial yang biasa saja. Kami disuruh menunggu hampir satu jam lamanya, lalu satu persatu dari kami masuk ruangan facial tanpa disuruh konsultasi dengan dokter sebelumnya (berbeda dengan Larissa). Ketika masuk saya heran, tak ada pakaian ganti yang harus saya pakai, selimut pun hanya selembar kain tipis dan kasurnya bukan kasur khusus facial namun kasur biasa.

Kapsternya juga langsung membersihkan wajah saya dengan susu pembersih yang dioles sepertinya hanya sebagai sarat saja, bukan membersihkan dengan seksama. Lalu tiba-tiba sinar menempa wajah saya dan dia memencet komedo dan jerawat saya. Loh ? Bukannya wajah harus di peeling dan di massage dulu, kemudian di uap agar pori-porinya terbuka ? Aneh, yasudahlah ya. Di tengah proses "penyiksaan" itu, tiba-tiba dia minta ijin kepada saya untuk pergi ke ruang sebelah. Katanya mau mengangkat masker pasien lain. Loh beauty center ini kekurangan kapster ya ? Kok satu kapster untuk campur-campur, melayani beberapa pelanggan sekaligus, padahal kan harus steril tangannya. Sekitar sepuluh menit kemudian kembali lagi ke saya, meneruskan pembersihan komedo, lalu wajah saya dipijat dengan sebuah alat (yg saya tahu fungsi alat ini dari Larissa), yaitu mematikan calon jerawat. Kemudian wajah saya langsung di masker, tanpa ada penjelasan dari kapsternya ini masker apa dan manfaatnya apa. Maskernya pun hanya bagian muka saja dan kurang rapi pengolesannya. Tak ada pijat relaksasi di kepala, leher dan dada seperti di beauty center saya. Tiga pulih menit berlalu, kapsternya kembali lagi untuk mengangkat masker dan mengoleskan krim yang saya suka wanginya walaupun tidak diberi tahu itu krim jerawat atau krim pelembab. Tak ada es batu mentimun yang dioleskan untuk menutup pori-pori muka. Lalu proses facial selesai begitu saja, tanpa ada salam hangat dan ucapan terima kasih dari kapsternya, tidak seperti di Larissa.

Saya ke kasir dan membayar biaya facial dengan setengah hati, lalu pergi.

Branding memang penting, tetapi ketika brand itu sudah terkenal dan sudah besar, hendaknya tidak mengurangi kualitas pelayanan yang diberikan apalagi meremehkan pelanggan.

Wednesday, May 28, 2014

Dilema Wisata Mahasiswa, Edisi Bandung - Bagian 2

Dan One Day Trip to Bandung pun dimulai.

Pukul 23.30 telpon travel Cititrans, tapi mereka cuma sedia travel terpagi Bintaro-Bandung pukul 05.00 dan 07.00. Kalau ambil yang pukul 05.00 kepagian (takut nggak bisa bangun), kalau ambil yang pukul 07.00 kesiangan (estimasi sampai Bandung pukul 10.00). Cititrans coret. Terus ganti travel, telpon Cipaganti. Ada travel pukul 05.30. Cocok lah. Deal. Pesan. Lalu siap-siap baju dan isi tas hingga pukul 01.30, haha dasar wanita. Lalu pukul 04.45 saya dijemput oleh partner liburan saya ke Bintaro Trade Center (BTC). Curiga sih, setahu saya kantor travel Cipaganti ada di Sektor 5, sebelah Outlet Cimory, dekat toko Dapur Cokelat. Ternyata dia pesan travel XTrans bukan Cipaganti. Duh masnya khilaf. Travel XTrans Bintaro-Bandung harganya 85k, begitu pula sebaliknya. Lalu kami beli nasi liwet, empat iris kue sponge dan air mineral untuk mengganjal perut, habis 63k. Demi apa cuma seiris kue sponge biasa begitu harganya belasan ribu. Di carrefour dan hero kue sponge utuh berdiameter sekitar 25cm aja cuma 25k. Yaudalah ya...

Pukul 05.45 travel kami mulai melaju ke Bandung. Dan parahnya 30 detik kemudian, ketika travel belum sampai fly over, saya sudah terlelap. I am princess-able like a Sleeping Beauty, hahaha. Pukul 09.30 travel kami sampai di Hotel De Batara di daerah Cihampelas, hotel milik XTrans. Lalu sarapan dulu di Lawson, makan bekal yang beli di BTC, nasi liwet yang mahal-tetapi-rasanya-biasa-aja.

Pukul 09.00, kami naik taksi ke Trans Studio Bandung. Taksi BB sih, tapi supirnya nyambi jadi supir carteran mobil juga kayaknya, menawarkan kami seandainya ke Bandung lagi untuk berwisata bersama 8 orang bisa sewa mobil Avanza, dengan Bapaknya sebagai supir dan tour guide, biaya 800k untuk one-day-trip to ciater, gedung sate, dan blablabla keliling Bandung pokoknya.

Lalu beberapa menit kemudian sampailah kami di Trans Studio Bandung. Kirain TSB jauh dari Cihampelas, ternyata dekat, taksi cuma habis 32k. Dan berhubung masih pagi, TSB baru buka, jadi masih belum ramai, mungkin hanya ada ratusan orang saja. Dan melayanglah uang 500k untuk tiket masuk TSB untuk berdua.

Saya suka konsep bagaimana TSB ditata, benar-benar terencana. Parkir, ATM center dan penjualan tiket ada di lantai 1, lalu naik eskalator, dan sistem antrian pintu masuk berada di lantai 2, sehingga wisatawan tidak perlu mengantri panjang hingga di luar area, kepanasan, kehujanan dan segala macamnya. Oh iya, dilarang membawa makanan dan minuman, sekecil apapun ke dalam area TSB. Saya membawa roti dua iris dan dua botol air mineral, keduanya diberi pilihan, disita agar nanti bisa diambil lagi saat pulang, atau dibuang. Akhirnya kami buang saja.

Keputusan kami untuk masuk TSB sejak pagi tidak salah. TSB masih lengang. Bisa bebas berfoto ria tanpa khawatir ada orang disamping kita. Toiletnya juga masih sepi sekali serasa milik sendiri tanpa khawatir malu untuk membetulkan dandanan yang telah berantakan akibat perjalanan.

Di dalam TSB terbagi menjadi 3 area, yaitu Studio Central, Lost City dan Magic Corner. Di Studio Central ada Yamaha Coaster, yang tidak kami naiki dan kami menyesal saat siang hari ternyata sudah antri. Ada Trans Broadcast Museum, disini kami tahu bagaimana pekerjaan mereka yang berada dibalik layar. Saya selalu bermimpi dan ingin sekali menjadi presenter atau News Anchor di televisi, namun entah kenapa sesampainya di ruang layar hijau untuk syuting insert investigasi, saya malu tidak berani. Mungkin karena saya pergi bersama dia, haha. Lalu ada Trans Car Racing bagi anak-anak. Ada juga Vertigo dan Giant Swing semacam-wahana-di-dufan, yang ingin saya naiki tetapi partner liburan saya tidak bersemangat menemani, yasudahlah tidak jadi. Ada si Bolang Adventure, berkeliling dengan kereta mini tentang Indonesia seperti di TMII. Ada Trans City Theater yang bagus sekali, saya nonton pukul 13.00 tentang pertunjukan Drama Siluet. Keren. Romantis. Tentang seorang gadis yang mengejar Cinta dan Mimpi. Saya jadi berambisi lagi untuk berkeliling dunia seperti gadis dalam drama tersebut.

Pindah ke area The Lost City, ada Kong Climb (nggak tahu ini apa), ada Jelajah (semacam kereta luncur di air dan bikin baju basah jadi nggak kami coba), ada amphiteater (panggung yang disewakan untuk acara). Satu-satunya wahana yang kami coba di area ini adalah Sky Pirates, semacam kapal yang mengelilingi area TSB tapi dari atas. Bagus tapi sayangnya 1 putaran cuma sebentar.

Lalu area terakhir namanya Magic Corner. Ada wahana Black Heart Pirate Ship, Pulau Liliput dan Dragon Riders yang dikhususkan untuk anak kecil. Ada juga Dunia Lain, wahana wajib di setiap taman hiburan. Kami naik kereta mini, boneka hantu dan pernak-pernik hantunya nggak serem tapi bagus pembuatannya. Ada lukisan hantu bergerak juga macam di film Harry Potter. Lalu wahana terakhir ada Negeri Raksasa, semacam wahana halilintar di Dufan itu.

Last but not least, ada Science Center. Menurut saya ini wahana paling asyik dan menguras waktu untuk pengunjung 19 dan 24 tahun yang sama-sama hobi membaca macam kami berdua. Saya suka Tes Dominan Otak, hasil otak saya adalah Kanan-Kanan (Dominan Otak Kanan). Saya juga suka Percobaan Kumparan Tesla, kerenlah itu, mengingatkan saya pada praktikum saya di kampus abu-abu dulu.

Setelah puas keliling TSB, kami makan di Studio Mie di dalam TSB yang pembayarannya pakai Mega Card juga. Kami beli Mie Ayam Bakso dan Mie Ayam Jamur. Enak dan worth to eat kok, harganya 28k per porsi. Setelah puas mengelilingi TSB dan perut kenyang, kami keluar. Di pintu keluar setiap pengunjung diberi stiker TSB.

Lalu kami keliling Trans Studio Mall untuk menukarkan sisa saldo di Mega Card kami. Trans Studio Mall bagus, ada Payless, Furla, Salvatore Ferragano, Hermes dan outlet international-branded-bags-and-shoes lain yang sudah pasti membuat mupeng hati wanita seperti saya. Saya memang penggila tas dan sepatu, harap maklum. :D

Kemudian pukul 14.00 kami naik taksi kembali ke Cihampelas. Ongkos taksinya lebih mahal dari sebelumnya, 50k dan saya merasa jalannya lebih ribet daripada jalan saat berangkat tadi, dan sedikit macet. Kami menunggu waktu sambil jalan-jalan ke Cihampelas Walk. Dari awal memang saya mewajibkan diri untuk menyempatkan mampir ke sini karena sebelumnya sudah pernah kesini dan ketagihan. Saya lupa kalau di CiWalk ada outlet Elizabeth yang besar, begitu lihat, tanpa pikir panjang langsung masuk dan alhamdulillah menemukan tas yang cocok. Di lantai 1 CiWalk juga sedang ada diskon Elizabeth, tapi tas yang sedang di diskon waktu itu sayangnya tidak ada yg menarik selera saya.

Setelah itu kami makan di Outlet Bakso Malang Karawitan (karena partner liburan saya tidak suka makan makanan jepang, korea dan thailand). Dan pilihan dia selalu jatuh pada sup. Setiap ke mall manapun pasti makannya sup, ke Bintaro Exchange, Bintaro Plaza, bahkan jauh-jauh ke Gandaria City pun pilihannya tetap sama, sup.

Setelah keluar CiWalk, saya beli titipan kaos untuk adek dengan harga amat sangat murah. Kawasan Cihampelas memang pusat oleh-oleh untuk wisatawan. Menurut pengalaman saya selama travelling kemana-mana, oleh-oleh kaos Bandung adalah yang terbaik, harganya murah tapi kain kaosnya nggak kayak saringan tahu macam kaos oleh-oleh di tempat wisata lain.

Setelah puas berkeliling Bandung kami kembali ke Hotel De Batara, tempat pusat travel XTrans. Sebenarnya kami memesan travel pulang pukul 20.30, namun kami sudah lelah dan mendaftar waiting list untuk travel pukul 18.30. Alhamdulillah saat itu ada dua orang yang cancel travel pukul segitu, jadi kami bisa lebih cepat beristirahat dan kembali ke Bintaro. Sepanjang perjalanan kami berdua terlelap nyenyak, mungkin karena lelah yang mendera. Pukul 21.15 kami sudah sampai Bintaro dengan selamat dan bermuka bantal. Alhamdulillah, liburan kali ini terlaksana dan tidak jadi batal.

Terima kasih telah membaca naskah panjang bak sejarah ini.

-From Bandung With Love-

Dilema Wisata Mahasiswa, Edisi Bandung - Bagian 1

Terinspirasi dari pengalaman pribadi tentang susahnya mencari destinasi detail tentang tempat wisata yang akan kita datangi, akhirnya saya membuat artikel ini.

Keinginan untuk liburan pun mendesak tak tertahankan. Alasan pertama sih karena suntuk setelah UTS yang penuh dengan skandal psytrap, alasan kedua karena ada banyak waktu libur di hari terjepit pada minggu terakhir di bulan mei ini, dan sejuta alasan lainnya sehingga saya mewajibkan diri untuk berlibur secepatnya.

Awalnya sih saya dan partner liburan saya, super-bingung mau liburan kemana. Nonton udah sering, ngemall apalagi, candle light dinner juga udah. Akhirnya tersisa beberapa pilihan yang harus kita seleksi dengan matang.

Pilihan pertama ke Kepulauan Seribu, tapi kalau ke sana nggak cukup kalau cuma one-day-trip, pasti bikin ketagihan, ada snorkeling, banana boat, dan segala macam. Minimal menginap 2 hari 1 malam agar bisa mencoba semua keindahan pariwisata yang ditawarkan. Sedangkan waktu libur saya cuma 1 hari saja karena ada acara Pekan Mahasiswa di kampus yang wajib saya hadiri. Lalu kendala lain adalah masalah biaya, kalau pergi belasan-puluhan orang akan murah, the cost is under 300k. Sedangkan kalau pergi berdua, the cost is 700-900k per orang untuk 2 hari 1 malam. Mungkin dikira honeymoon kali ya makanya dimahalin. Maka saya coretlah Kepulauan Seribu dengan segala keindahan alamnya dari destinasi liburan saya kali ini.

Pilihan kedua, ke Dufan (Dunia Fantasi di Ancol). Harga tiketnya lagi mahal, 250k per kepala karena tanggal 26-31 Mei 2014 dianggap sebagai high season, efek banyaknya libur hari terjepit di pekan itu. Belum nanti ongkos taksi dan lain sebagainya. Mungkin tiap kepala bisa mencapai 500k-600k biayanya, tidak sebanding dengan fasilitas yang didapat dan rasa puas yang dirasakan karena wisatanya masih tergolong wisata-dalam-kota.

Pilihan ketiga, pilihan orang depresi, ngemall seharian ke Grand Indonesia. Haha. Ini karena efek saya belum pernah menginjakkan kaki disana jadi saya pengen. Katanya sih luas dan bagus. Katanya. Tapi kata partner liburan saya yang notabene sudah pernah ke sana, katanya GI biasa aja, nggak begitu 'wah'. Dan dia bosen ngemall, hehe. Tercoretlah GI dari daftar calon destinasi liburan saya.

Pilihan keempat, renang. Iya, cuma renang doang. Di Bintaro Sektor 9. Tapi kayaknya ini mah bukan liburan, ini refreshing biasa, ditengah-tengah waktu efektif kuliah juga bisa. It's not really worth it to be a destination for one day holiday.

Pilihan terakhir, ke Bandung dan menginap. Sebenarnya ini pilihan pertama, tapi kami masih belum yakin buat ke sana karena takut waktu liburan habis di jalan, belum jelas mau kemana dan nggak hafal Bandung. Tujuan utama sih Trans Studio Bandung, ini destinasi die die must try lah pokoknya. Walaupun waktu itu lagi high season juga jadi tiket masuknya 250k per kepala. Pengen juga sih ke kawah putih tapi katanya jauh, di Bandung Selatan.

Finally, setelah berunding berhari-hari dan telponan hampir 4 jam sama partner liburan saya selama pukul 20.00-24.00, akhirnya diputuskan bahwa besok habis subuh ke Bandung tapi one day trip only. Duh ! Keputusan sidang dibuat super-mendadak dan mengagetkan semua pihak.

Dan One Day Trip to Bandung pun dimulai.

-to be continued to Dilema Wisata Mahasiswa, Edisi Bandung - Bagian 2

Monday, May 26, 2014

Inikah ? Entah.

Menyerahlah. Bila kau tak punya nyali dan hanya pasrah. Kau tahu, aku resah.

Menjauhlah. Bila kau hanya mengajakku berlari bersama tanpa arah. Kau tahu, itu lelah.

Pergilah. Agar tak membuat luka menjadi semakin parah. Membangun harapan lalu melenyapkannya hingga musnah. Kau tahu, aku mulai marah.

Semerah darah yang mengalir dalam nadi, sekuning bunga matahari, sepucat muka yang sangat pasi, sehitam arang legam yang mulai terbakar api. Itulah situasi hati seorang gadis yang sudah, sedang, dan akan belajar mencintai makhluk lain bernama lelaki.

Sunday, May 25, 2014

Usia Menyatukan, Usia Memisahkan

Adalah melelahkan bila kita selalu dianggap sebagai anak kecil dan belum dewasa. Padahal sebuah kedewasaan tidak pernah bisa diukur secara akurat dengan parameter usia. Tidak semua remaja berpikiran manja suka-suka dan tidak semua orang tua berpikiran dewasa. Ya, semua memang terlihat serba tidak seharusnya. Seperti kita yang selalu bertikai dengan usia.

Masa depan memang tidak ada yang tahu, namun cara berpikir dewasa bisa dibiasakan sejak dulu, bila kita mau. Jalan yang saya lalui memang belum sejauh jalanmu, tetapi saya telah menempuh jalan saya dengan tekad yang padu dan merinci setiap langkahnya agar saya tahu dan belajar sesuatu dari situ.

Bahkan sebuah rumah tangga pun tak akan mempermasalahkan usia. Keduanya bercanda tanpa batas layaknya anak remaja dan pusing memikirkan cara membayar hutang kredit bersama-sama.

Life's better with company.
Everybody needs a co-pilot.

Friday, May 23, 2014

Terima Kasih Kampus Teknik

Kampus teknik mengajarkanku tentang pentingnya kebersamaan.
Tentang  non diskriminasi gender laki-laki dan perempuan, solidaritas antar rekan yang berujung persahabatan erat hingga persaudaraan.

Kampus teknik mengajarkanku bahwa waktu itu penting.
Tentang bekerja keras setiap hari, pagi siang malam bahkan sampai pagi lagi, mengerjakan sesuatu dengan cepat dan teliti, yang seringkali dikarenakan deadline yang singkat tak peduli situasi dan kondisi pribadi.

Kampus teknik mengajarkanku bahwa analisa itu perlu.
Tentang proses yang tak boleh lambat, pengukuran yang akurat, perhitungan prosentase kesalahan dengan tepat, dan algoritma pemikiran yang sistematis serta cermat.

Kampus teknik mengajarkanku bahwa kreatifitas itu nomor satu.
Tentang analisa kelebihan dan kekurangan teknologi yang selalu berubah seiring berjalannya waktu, mengharuskan untuk berinovasi menghasilkan produk yang baru,


Seringkali orang awam berpikir kampus teknik itu kaku, lihat saja gedungnya yang mayoritas bersudut siku, masyarakatnya yang beraktifitas tak kenal waktu, tapi merekalah calon punggawa teknologi terbaru, senantiasa menganalisa dan belajar dari masa lalu, menghasilkan sesuatu yang berguna bagi hidupmu bahkan anak cucumu.

Kampus teknik beralmamater abu-abu, terima kasih telah membimbing dan mendewasakanku.

Hemophobia

Hah? hemophobia? apa itu ?
hemo = darah.
phobia = takut.

Menjadi penderita fobia darah itu nggak gampang. takut darah. gejalanya : pusing kalau lihat darah, walaupun cuma sedikit, atau cuma di film, lalu berhalusinasi dan paling parah bisa sampai pingsan. pokoknya kayak gitulah. Menurut pengamatan di lingkungan sekitar Anggita, banyak kok orang yg takut sama darah. Tapi tingkatannya berbeda-beda. Ada yang Cuma ngeri sesaat, ada yg pusing, ada juga yg sampai pingsan.
Hemophobia ini menghambat Anggita untuk bermimpi kuliah di FK (Fakultas Kedokteran). Liat darah sedikit aja pusing, apalagi kuliah berhubungan sama darah selama 5 tahun, belum lg kalau praktek dan kerjanya nanti. Nggak banget pokoknya.  Jadilah Anggita kuliah di FT (Fakultas Teknik) kayak sekarang ini. Ralat : sekarang udah pindah ke Akuntansi sih.
Dulu waktu Anggita masih SMA, Anggita pernah baca di internet katanya ada terapi menyembuhkan fobia. Wah Anggita tertarik banget pokoknya. Terus waktu baca berapa nominalnya, keinginan Anggita langsung ciut. Ternyata biaya menyembuhkan fobia lumayan besar. Cukup buat bayar SPP kuliah Anggita 1 semester. Anggita juga bukan berasal dari keluarga yang HC (high Class) banget, jadi gak perlulah pake nyembuhin fobia segala. Toh ya Anggita udah gak minat kuliah di FK.
Tapi bagi kalian-kalian yang juga menderita fobia dan berkeinginan untuk menyembuhkannya, ada banyak kok cara nyembuhinnya. Yaitu terapi. Terapi fobia sudah lumayan banyak di kota-kota besar. Tapi ya itu, kayak yg Anggita bilang tadi, biayanya jutaan. Tapi tenang aja, bagi kalian yang pengen nyembuhin tapi dana sedikit, cukup pakai teknik sugesti saja, coba sugesti perlahan-lahan ke diri sendiri kalau kalian gak fobia, gak takut. Coba liat fobia kalian, dan sugesti diri kalian untuk berani. Ya walaupun Anggita gak menjamin cara ini bakal bisa efektif dalam waktu singkat, tapi setidaknya ini mencoba mengurangi tingkat fobia kalian. Tapi tentu saja harus dalam pengawasan orang lain. Jangan sampai kalian coba latihan liat fobia kalian terus kalian pingsan gak ada yang nolongin, malah tambah berabe jadinya yak an.
Nah cukup sekian penjelasan tentang homophobia dari Anggita. Semoga kalian dapat ilmu tentang apa itu homophobia dan gimana cara nyembuhinnya setelah baca catatan Anggita. See ya !

5 September 2013 - Bukan Kita, Hanya Ada Saya dan Anda.

Disinilah kami berada, bersama, namun terusik oleh jalan pikiran kami masing-masing. Jurang didepan kami adalah pembatas tempat kami berpijak dengan tebing lain, disatukan dengan jembatan yang amat sangat panjang. Sesuatu yang bercahaya di tebing seberang seakan memanggilku untuk menuju tempat itu dengan segera, dan meninggalkanmu disini.
Aku masih butuh waktu, pikirku. Rengkuhan dan hangatnya kasihmu menahanku disini, meninggalkan bekas terharum dan ternyaman, yang lama kelamaan akan menjadi luka yang menyakitkan bila bekas itu tidak dirawat dengan baik.
Aku tidak menginginkan perpisahan yang seperti itu.
Tanpa dibohongi, memang. Tanpa pertengkaran, tentu saja. Tapi karena waktu dan jarak yang menggigit dengan ganas, menyebabkan luka yang sedikit demi sedikit mengaburkan kejernihan hati dan pikiran kami. Tak ada yang bisa menggantikan nikmatnya pertemuan. Ya, walaupun diganti dengan kabar dan perhatian yang subur. Indahnya pandangan dan hangatnya sentuhan tak bisa direkayasa, bahkan oleh bantuan dunia maya sekalipun. Cukup, jangan teruskan, semakin sakit aku membayangkan.
Bersamamu itu keajaiban, dan tak terlupakan.
Hingga saat ini, hati kami tetap disini, bersama dan saling menyayangi dengan pasti.

You may love someone else in the next day, but don't forget the girl you've been with.
Remember me as I am. Eventhough the feeling has gone, the past will never go away.
You do know exactly where the pole is place when you can't stand on your own.
I hope you're the only one I'm looking for to share the joy, the smile, the tears, and the pain.




Thursday, May 22, 2014

Kecewa dan Dewasa

Kita semua sering kecewa, mengecewakan dan dikecewakan. Semua hal memang tak selalu berjalan sesuai rencana.

Air mata itu mengalir juga untuk pertama kalinya. Semoga tak ada kedua, ketiga dan kesekian kalinya. Inilah rasanya menjadi dewasa, mengendalikan rasa kecewa yang menempa. Mementingkan urusan pendidikan dan pekerjaan di atas urusan cinta.

Sejak bertahun-tahun lalu pun aku sudah berlatih, menghadapi ketidakjadian atas rencana berdua yang tersusun rapih, mengendalikan batin yang terasa perih merintih, namun hakikat wanita tak bisa begitu saja teralih.

Sekuat-kuatnya wanita pasti akan kecewa atas gagalnya mimpi dan segala rencana yang telah ia susun dalam bejana pikirannya.

Menjadilah dewasa, Anggita.

Wednesday, May 21, 2014

Apatisasi

Semua pelatihan hampir sudah dijalani
Bicara di depan publik apalagi
Tapi mana bukti komitmen dan janji
Yang dulu pernah terucap sekuat hati
Bahwa akan menjadi mahasiswa yang berani
Penuh aksi dan menginspirasi
Mengapa sekarang nyalimu menciut lagi
Bicara di kelas saja malasnya setengah mati
Mengurusi kepentingan umum sudah tak mau lagi
Apakah itu hasil kerja kerasmu selama ini ?
Ingatkah masa ketika dididik setiap hari hingga larut pagi.
Berpikir kritis melawan opini sana sini.
Ayo, kau harus berani lagi disini !